Dian Permata: Stafsus Presiden Jangan Keseringan Offside, Karena Sudah Makan Dua Tumbal
Dian Permata: Stafsus Presiden Jangan Keseringan Offside, Karena Sudah Makan Dua Tumbal - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Dian Permata: Stafsus Presiden Jangan Keseringan Offside, Karena Sudah Makan Dua Tumbal yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

KONTENISLAM.COM - Staf khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo diharapkan untuk tidak kembali memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi agar tidak menjadi tumbal selanjutnya.
Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, mundurnya Andi Taufan Garuda Putra yang menyusul Adamas Belva Syah Devara banyak dilatarbelakangi dengan konflik kepentingan (vested interest) antara jabatan Stafsus dan korporasi yang ada di belakang mereka.
"Dorongan terkuat mereka mundur adalah adanya konflik kepentingan. Mereka ada di pusaran kekuasan dan industri, ini pangkal masalahnya," ucap Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS) Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).
Belva sendiri memiliki kaitan dengan korporasi Ruangguru yang merupakan perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk memberikan pelatihan kerja dalam program Kartu Prakerja yang merupakan program kebanggaan Jokowi.
Sedangkan Andi Taufan kata Dian, namanya mencuat lantaran surat offside yang ia kirim ke camat di Indonesia. Surat itu berisikan permohonan dukungan camat kepada Amartha untuk mensukseskan penanggulangan penyebaran Covid-19.
"Tujuan kegiatan tersebut patut didukung. Mengingat wabah Covid-19 yang butuh ekstra kerjasama antar elemen masyarakat. Hanya saja, menyalahi tatanan administrasi pemerintahan. Harusnya, surat itu melibatkan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan," kata Dian.
Bukan hanya melakukan offside sekali kata Dian, Andi Taufan juga diketahui merupakan pemilik PT Amartha Mikro Fintek. Sehingga, lagi-lagi Andi Taufan melakukan offside untuk kedua kalinya.
"Offside kedua dia (Andi) adalah dia berada di Amartha. Nah, offside sudah dua kali. Harusnya, ketika surat itu terungkap. Dia segera merespon dengan mengundurkan diri Staf Khusus Presiden. Ibarat main bola. Sudah offside dua kali," tegas Dian.
Namun demikian kata Dian, keberadaan Stafsus Presiden sejak awal diangkat memang menarik perhatian lantaran khususnya Stafsus dari kalangan milenial tidak dapat dilepaskan dari latarbelakang mereka.
"Ini tidak dapat dilepaskan dari latarbelakang, garapan atau perusahaan yang mereka bangun dan kontribusi terhadap pasangan Jokowi Maruf selama perhelatan pemilihan presiden. Sekaligus memenuhi ekspektasi publik soal jumlah pemilih milenial dalam Pemilu 2019 yang cukup signifikan," terang Dian.
Di situ benang merahnya. Ada soal jumlah pemilih milenial. Ada soal latarbelakang. Ada soal garapan mereka. Ada pula soal kontribusi," pungkas Dian.(rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Demikian pembahasan tentang Dian Permata: Stafsus Presiden Jangan Keseringan Offside, Karena Sudah Makan Dua Tumbal yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.
Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Dian Permata: Stafsus Presiden Jangan Keseringan Offside, Karena Sudah Makan Dua Tumbal yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

KONTENISLAM.COM - Staf khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo diharapkan untuk tidak kembali memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi agar tidak menjadi tumbal selanjutnya.
Peneliti senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, mundurnya Andi Taufan Garuda Putra yang menyusul Adamas Belva Syah Devara banyak dilatarbelakangi dengan konflik kepentingan (vested interest) antara jabatan Stafsus dan korporasi yang ada di belakang mereka.
"Dorongan terkuat mereka mundur adalah adanya konflik kepentingan. Mereka ada di pusaran kekuasan dan industri, ini pangkal masalahnya," ucap Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (INSIS) Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).
Belva sendiri memiliki kaitan dengan korporasi Ruangguru yang merupakan perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk memberikan pelatihan kerja dalam program Kartu Prakerja yang merupakan program kebanggaan Jokowi.
Sedangkan Andi Taufan kata Dian, namanya mencuat lantaran surat offside yang ia kirim ke camat di Indonesia. Surat itu berisikan permohonan dukungan camat kepada Amartha untuk mensukseskan penanggulangan penyebaran Covid-19.
"Tujuan kegiatan tersebut patut didukung. Mengingat wabah Covid-19 yang butuh ekstra kerjasama antar elemen masyarakat. Hanya saja, menyalahi tatanan administrasi pemerintahan. Harusnya, surat itu melibatkan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan," kata Dian.
Bukan hanya melakukan offside sekali kata Dian, Andi Taufan juga diketahui merupakan pemilik PT Amartha Mikro Fintek. Sehingga, lagi-lagi Andi Taufan melakukan offside untuk kedua kalinya.
"Offside kedua dia (Andi) adalah dia berada di Amartha. Nah, offside sudah dua kali. Harusnya, ketika surat itu terungkap. Dia segera merespon dengan mengundurkan diri Staf Khusus Presiden. Ibarat main bola. Sudah offside dua kali," tegas Dian.
Namun demikian kata Dian, keberadaan Stafsus Presiden sejak awal diangkat memang menarik perhatian lantaran khususnya Stafsus dari kalangan milenial tidak dapat dilepaskan dari latarbelakang mereka.
"Ini tidak dapat dilepaskan dari latarbelakang, garapan atau perusahaan yang mereka bangun dan kontribusi terhadap pasangan Jokowi Maruf selama perhelatan pemilihan presiden. Sekaligus memenuhi ekspektasi publik soal jumlah pemilih milenial dalam Pemilu 2019 yang cukup signifikan," terang Dian.
Di situ benang merahnya. Ada soal jumlah pemilih milenial. Ada soal latarbelakang. Ada soal garapan mereka. Ada pula soal kontribusi," pungkas Dian.(rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
- Mata-mata Siber dari China Kuasai Komputer Diplomat Indonesia?
- Anggota FPI Diperlakukan Kasar Preman Tionghoa, GNPF Kota Binjai Desak Polres Turun Tangan
- Ahli Epidemiologi: Seolah Jokowi Ingin Perang Lawan Corona Dihentikan karena Tak Mungkin Menang
- Pembunuhan Peneliti Covid-19, Muncul Teori Konspirasi hingga Cinta Segitiga
- Bentuk Partai Baru, Amien Rais Berpotensi Gandeng Alumni 212
Komentar
Posting Komentar