China Berisiko Dikucilkan Dari Tatanan Ekonomi Global Pasca Pandemik Covid-19
China Berisiko Dikucilkan Dari Tatanan Ekonomi Global Pasca Pandemik Covid-19 - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang China Berisiko Dikucilkan Dari Tatanan Ekonomi Global Pasca Pandemik Covid-19 yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
Sikap sejumlah negara yang melancarkan aksi protesnya kepada China dan menyalahkan China atas wabah virus corona, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap tatanan ekonomi global pasca pandemik.
Mantan wakil menteri perdagangan luar negeri RRC Long Yongtu, menyimpulkan, China bisa jadi akan menghadapi isolasi dari tatanan ekonomi global pasca pandemik.
“Potensi isolasi geopolitik ini berasal dari kejatuhan ekonomi global pasca wabah corona,” ujar Yongtu, seperti dikutip dari SCMP, Senin (11/5/2020).
Ia menyoroti, semakin banyak negara diperkirakan akan mengikuti Amerika Serikat dalam mengkritik China karena penanganan virus tersebut.
“Setelah pandemi, akan ada perubahan signifikan dalam perdagangan internasional, investasi dan rantai industri. Epidemi ini telah menyebabkan kerusakan besar pada globalisasi,” ujar Long.
Penyebaran Covid-19 secara signifikan telah mengganggu rantai pasokan global, mengekspos ketergantungan negara-negara lain pada China untuk produk-produk vital dan memicu kekhawatiran tentang eksodus yang lebih cepat dari perusahaan-perusahaan asing.
Direktur Akademi Nasional Lembaga Ilmu Sosial untuk Keuangan dan Pembangunan, Li Yang, berkomentar atas sikap Long tersebut.
"Kami memiliki setiap alasan untuk mengatakan bahwa aliansi internasional sedang dibentuk akan mengucilkan China dan yuan," kata Li Yang.
“Kami tidak punya pilihan lain selain membuat yuan lebih kuat dan menjadikan yuan sebagai mata uang internasional. Tentu saja, atas dasar yang sama, juga penting untuk membuat Cina lebih kuat," ujarnya.
Sementara itu AS, Uni Eropa, Australia, dan negara-negara lain telah meningkatkan ketegangan geopolitik terhadap China dengan menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan asal virus.
Sebagian dari negara-negara itu juga mendesak China untuk meminta maaf dan membayar reparasi. [RMOL]
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Demikian pembahasan tentang China Berisiko Dikucilkan Dari Tatanan Ekonomi Global Pasca Pandemik Covid-19 yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.
Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang China Berisiko Dikucilkan Dari Tatanan Ekonomi Global Pasca Pandemik Covid-19 yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.
(Long Yongtu)
Sikap sejumlah negara yang melancarkan aksi protesnya kepada China dan menyalahkan China atas wabah virus corona, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap tatanan ekonomi global pasca pandemik.
Mantan wakil menteri perdagangan luar negeri RRC Long Yongtu, menyimpulkan, China bisa jadi akan menghadapi isolasi dari tatanan ekonomi global pasca pandemik.
“Potensi isolasi geopolitik ini berasal dari kejatuhan ekonomi global pasca wabah corona,” ujar Yongtu, seperti dikutip dari SCMP, Senin (11/5/2020).
Ia menyoroti, semakin banyak negara diperkirakan akan mengikuti Amerika Serikat dalam mengkritik China karena penanganan virus tersebut.
“Setelah pandemi, akan ada perubahan signifikan dalam perdagangan internasional, investasi dan rantai industri. Epidemi ini telah menyebabkan kerusakan besar pada globalisasi,” ujar Long.
Penyebaran Covid-19 secara signifikan telah mengganggu rantai pasokan global, mengekspos ketergantungan negara-negara lain pada China untuk produk-produk vital dan memicu kekhawatiran tentang eksodus yang lebih cepat dari perusahaan-perusahaan asing.
Direktur Akademi Nasional Lembaga Ilmu Sosial untuk Keuangan dan Pembangunan, Li Yang, berkomentar atas sikap Long tersebut.
"Kami memiliki setiap alasan untuk mengatakan bahwa aliansi internasional sedang dibentuk akan mengucilkan China dan yuan," kata Li Yang.
“Kami tidak punya pilihan lain selain membuat yuan lebih kuat dan menjadikan yuan sebagai mata uang internasional. Tentu saja, atas dasar yang sama, juga penting untuk membuat Cina lebih kuat," ujarnya.
Sementara itu AS, Uni Eropa, Australia, dan negara-negara lain telah meningkatkan ketegangan geopolitik terhadap China dengan menyerukan penyelidikan independen untuk menentukan asal virus.
Sebagian dari negara-negara itu juga mendesak China untuk meminta maaf dan membayar reparasi. [RMOL]
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
- [KAJIAN] Munculnya Bintang Tsurayya Tanda Diangkatnya Wabah Corona, Benarkah?
- Sumbar Melakukan Terobosan Baru Penanganan Covid-19
- BRO SANDI... TAK ADA TOLERANSI BAGI PEMBENCI ULAMA, PENGHINA UMAT ISLAM
- Netizen: Penjelasan yang Luar Biasa dari Pak Jokowi tentang Makna dan Keistimewaan bulan Ramadhan
- #GoodbyeSandiagaUno Jadi Trending Twitter, Tak Ada Toleransi Bagi Pembenci Ulama dan Penghina Umat Islam
Komentar
Posting Komentar