4 Tahun Tidak Bertemu Keluarga, Mahasiswa UIN Jakarta Nekat Jalan Kaki Pulang Kampung Ke Bima
4 Tahun Tidak Bertemu Keluarga, Mahasiswa UIN Jakarta Nekat Jalan Kaki Pulang Kampung Ke Bima - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang 4 Tahun Tidak Bertemu Keluarga, Mahasiswa UIN Jakarta Nekat Jalan Kaki Pulang Kampung Ke Bima yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Kesepian dan kerinduan terhadap kampung halaman yang begitu kuat membuat Sarjan (21) nekat pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tidak menggunakan kendaraan umum, tapi berjalan kaki.
Berbekal tekad dan niat yang bulat, pemuda asal Desa Rato, Kecamatan Parado itu berangkat dari indekosnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada 26 April 2020 lalu.
Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, mengaku sudah berada di indekosnya itu lebih dari 2 bulan. Hingga akhirnya rekan se-kostnya satu persatu pulang kampung.
Keinginannya pun makin kuat karena ia sudah genap 4 tahun tidak pernah pulang ke rumahnya di Bima, sejak merantau ke Ciputat untuk menempuh pendidikan di kampus UIN Jakarta.
"Di kostan sudah nggak ada orang. Sepi, bosan juga sudah hampir dua bulan di kosan mulu. Saya juga sudah empat tahunan nggak pulang," tutu Sarjan kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (13/5).
Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan seluruh moda transportasi darat, laut, dan udara dihentikan sementara dalam rangka pencegahan Covid-19 di tanah air.
Namun begitu, kebijakan PSBB tampaknya tidak menyurutkan tekad bulat mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarief Hidayatullah itu untuk bertemu dengan keluarga di kampung halaman.
Sarjan pun memulai perjalanannya dengan berjalan kaki seorang diri dari Ciputat dengan tujuan awal menuju pelabuhan penyeberangan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.
Sesampainya di Pamanukan Subang, Sarjan bertemu tiga orang pemuda yang bernasib sama. Mereka juga terpaksa berjalan kaki untuk pulang ke kampung halaman.
Sarjan mengatakan, tiga pemuda itu berasal dari daerah yang berbeda-beda. Namun, kampung halaman mereka semuanya berada di wilayah Jawa Tengah.
"Kalau dari Ciputat saya sendiri. Pas di Subang (Pamanukan, perbatasan Indramayu) bareng tiga orang yang kena PHK. Ya sudah jalan bareng mereka bertiga. Ada yang ke Solo, ada Surakarta, sama Cilacap. Nah, mereka pada turun di Jawa Tengah semua. Ya sudah saya jalan sendiri ke Jawa Timur (Banyuwangi)," ungkap Sarjan.
Sepanjang perjalanan menuju Solo, ia bersama tiga pemuda yang kena PHK itu sesekali menepi untuk makan, mandi, dan beristirahat mengisi stamina di emperan toko.
"Saya nginep di pinggir jalan. Kan ada warung kalau malem pada tutup, kita nginep di bale-balenya itu, di gubuk-gubuk. Ya pokoknya kalau sudah jam 10 malam waktunya istirahat, ya kita tidur," tutur Sarjan.
Singkat cerita, Sarjan dan tiga pemuda itu berpisah di Solos. Dia pun melanjutkan perjalanannya seorang diri menuju Banyuwangi.
Sesampainya di Banyuwangi, ia ikut menumpang di truk barang agar bisa menyeberang ke Bali. Kemudian dilanjutkan ke Lombok.
"Saya numpang truk barang kebetulan nggak ada keneknya. Saya numpang, tapi bayar sih. Dari Bali jalan kaki ke Lombok. Nanti dari Lombok ke Bima," demikian Sarjan.
Saat ini, Sarjan masih berada di Kota Lombok setelah menempuh perjalanan kurang lebih 17 hari dari Jakarta. Masih butuh waktu sekitar 2 sampai 3 hari lagi untuk sampai ke kampung halamannya di Kota Bima.[rmol]
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Demikian pembahasan tentang 4 Tahun Tidak Bertemu Keluarga, Mahasiswa UIN Jakarta Nekat Jalan Kaki Pulang Kampung Ke Bima yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.
Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang 4 Tahun Tidak Bertemu Keluarga, Mahasiswa UIN Jakarta Nekat Jalan Kaki Pulang Kampung Ke Bima yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Kesepian dan kerinduan terhadap kampung halaman yang begitu kuat membuat Sarjan (21) nekat pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tidak menggunakan kendaraan umum, tapi berjalan kaki.
Berbekal tekad dan niat yang bulat, pemuda asal Desa Rato, Kecamatan Parado itu berangkat dari indekosnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada 26 April 2020 lalu.
Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, mengaku sudah berada di indekosnya itu lebih dari 2 bulan. Hingga akhirnya rekan se-kostnya satu persatu pulang kampung.
Keinginannya pun makin kuat karena ia sudah genap 4 tahun tidak pernah pulang ke rumahnya di Bima, sejak merantau ke Ciputat untuk menempuh pendidikan di kampus UIN Jakarta.
"Di kostan sudah nggak ada orang. Sepi, bosan juga sudah hampir dua bulan di kosan mulu. Saya juga sudah empat tahunan nggak pulang," tutu Sarjan kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (13/5).
Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan seluruh moda transportasi darat, laut, dan udara dihentikan sementara dalam rangka pencegahan Covid-19 di tanah air.
Namun begitu, kebijakan PSBB tampaknya tidak menyurutkan tekad bulat mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarief Hidayatullah itu untuk bertemu dengan keluarga di kampung halaman.
Sarjan pun memulai perjalanannya dengan berjalan kaki seorang diri dari Ciputat dengan tujuan awal menuju pelabuhan penyeberangan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur.
Sesampainya di Pamanukan Subang, Sarjan bertemu tiga orang pemuda yang bernasib sama. Mereka juga terpaksa berjalan kaki untuk pulang ke kampung halaman.
Sarjan mengatakan, tiga pemuda itu berasal dari daerah yang berbeda-beda. Namun, kampung halaman mereka semuanya berada di wilayah Jawa Tengah.
"Kalau dari Ciputat saya sendiri. Pas di Subang (Pamanukan, perbatasan Indramayu) bareng tiga orang yang kena PHK. Ya sudah jalan bareng mereka bertiga. Ada yang ke Solo, ada Surakarta, sama Cilacap. Nah, mereka pada turun di Jawa Tengah semua. Ya sudah saya jalan sendiri ke Jawa Timur (Banyuwangi)," ungkap Sarjan.
Sepanjang perjalanan menuju Solo, ia bersama tiga pemuda yang kena PHK itu sesekali menepi untuk makan, mandi, dan beristirahat mengisi stamina di emperan toko.
"Saya nginep di pinggir jalan. Kan ada warung kalau malem pada tutup, kita nginep di bale-balenya itu, di gubuk-gubuk. Ya pokoknya kalau sudah jam 10 malam waktunya istirahat, ya kita tidur," tutur Sarjan.
Singkat cerita, Sarjan dan tiga pemuda itu berpisah di Solos. Dia pun melanjutkan perjalanannya seorang diri menuju Banyuwangi.
Sesampainya di Banyuwangi, ia ikut menumpang di truk barang agar bisa menyeberang ke Bali. Kemudian dilanjutkan ke Lombok.
"Saya numpang truk barang kebetulan nggak ada keneknya. Saya numpang, tapi bayar sih. Dari Bali jalan kaki ke Lombok. Nanti dari Lombok ke Bima," demikian Sarjan.
Saat ini, Sarjan masih berada di Kota Lombok setelah menempuh perjalanan kurang lebih 17 hari dari Jakarta. Masih butuh waktu sekitar 2 sampai 3 hari lagi untuk sampai ke kampung halamannya di Kota Bima.[rmol]
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
- Media Asing Sebut Korban Tewas Akibat Corona di RI Capai 2.200 Orang
- Kisah Jusuf Hamka di Antara Buya Hamka hingga Tommy Winata
- Miris! TKI Pulang Dipersoalkan, Ribuan TKA China Masuk Malah Dibiarkan
- Soal Corona, Mungkinkah Meminta Pertanggungjawaban China?
- Perpanjangan Masa PSBB Lima Daerah Di Jabar Berlaku Per Hari Ini
Komentar
Posting Komentar