Wacana Relaksasi PSBB, Rocky Gerung: Logika Pemerintah Ngaco!
Wacana Relaksasi PSBB, Rocky Gerung: Logika Pemerintah Ngaco! - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Wacana Relaksasi PSBB, Rocky Gerung: Logika Pemerintah Ngaco! yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Wacana relaksasi atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disampaikan Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, terus menuai kritikan.
Salah satunya dari pengamat politik dari Universitas Indonesia, Rocky Gerung. Dia menyampaikan, wacana relaksasi PSBB tersebut tidak tepat dan membahayakan meski jumlah korban Covid-19 mengalami penurunan.
“Turunnya pasien virus bisa terjadi kalau rakyat di-freeze. Logikanya pemerintah ini ngaco. Dia mendatangkan alat deteksi tapi melakukan relaksasi atau memperlonggar peluang penyebaran virus,” ujar Rocky Gerung dalam Diskusi Virtual Ngopi Bareng Spesial Ramadhan: Ngabuburit Lawan Covid-19 bersama Hendri Satrio, Rocky Gerung, dan Dr Daeng M Faqih dari Ikatan Dokter Indonesia, Rabu (6/5).
Rocky Gerung mengritik pemerintah bahwa wacana untuk pelonggaran PSBB dilakukan dengan ketiadaan data.
“Yang ajaib adalah, dengan ketiadaan data karena lemahnya tes dan koordinasi, pemerintah malah melakukan pelonggaran PSBB,” ucapnya.
“Data adalah sumber kebijakan. Dari awal pemerintah menyampaikan data ini secara samar-samar. Bagaimana mungkin data intelijen dapat dipakai oleh medis?” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat dapat mandiri dalam bertahan dan memutuskan langkah yang mereka ambil dengan mengesampingkan data yang diberikan oleh pemerintah apabila data tersebut tidak cukup valid.
“Rakyat sekarang tahu apa yang perlu dilakukan. Tidak perlu lagi pemerintah bicara terus-menerus, karena rakyat sudah mencari data sendiri, sehingga bisa berbuat sendiri,” tutupnya. (Rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Demikian pembahasan tentang Wacana Relaksasi PSBB, Rocky Gerung: Logika Pemerintah Ngaco! yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.
Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Wacana Relaksasi PSBB, Rocky Gerung: Logika Pemerintah Ngaco! yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Wacana relaksasi atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang disampaikan Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, terus menuai kritikan.
Salah satunya dari pengamat politik dari Universitas Indonesia, Rocky Gerung. Dia menyampaikan, wacana relaksasi PSBB tersebut tidak tepat dan membahayakan meski jumlah korban Covid-19 mengalami penurunan.
“Turunnya pasien virus bisa terjadi kalau rakyat di-freeze. Logikanya pemerintah ini ngaco. Dia mendatangkan alat deteksi tapi melakukan relaksasi atau memperlonggar peluang penyebaran virus,” ujar Rocky Gerung dalam Diskusi Virtual Ngopi Bareng Spesial Ramadhan: Ngabuburit Lawan Covid-19 bersama Hendri Satrio, Rocky Gerung, dan Dr Daeng M Faqih dari Ikatan Dokter Indonesia, Rabu (6/5).
Rocky Gerung mengritik pemerintah bahwa wacana untuk pelonggaran PSBB dilakukan dengan ketiadaan data.
“Yang ajaib adalah, dengan ketiadaan data karena lemahnya tes dan koordinasi, pemerintah malah melakukan pelonggaran PSBB,” ucapnya.
“Data adalah sumber kebijakan. Dari awal pemerintah menyampaikan data ini secara samar-samar. Bagaimana mungkin data intelijen dapat dipakai oleh medis?” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat dapat mandiri dalam bertahan dan memutuskan langkah yang mereka ambil dengan mengesampingkan data yang diberikan oleh pemerintah apabila data tersebut tidak cukup valid.
“Rakyat sekarang tahu apa yang perlu dilakukan. Tidak perlu lagi pemerintah bicara terus-menerus, karena rakyat sudah mencari data sendiri, sehingga bisa berbuat sendiri,” tutupnya. (Rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
- Haris Rusly Moti: Ada Faksi Di Tubuh Pemerintah Yang Mau Tendang Jokowi Seperti Mega Menggeser Gus Dur
- PTUN Putuskan Jokowi Bersalah Karena Blokir Internet Di Papua, Suparji Ahmad: Jadi Efek Jera Bagi Pemerintah!
- Bertambah 123 Pasien, Jumlah Terjangkit Covid-19 Di Jatim Tembus 5.406 Kasus
- Tanggapi Tantangan Luhut, Hensat: Mestinya Pejabat Yang Datangi Rakyat
- Fakta-fakta Mengejutkan Hasil Autopsi Jenazah George Floyd
Komentar
Posting Komentar