Refleksi 22 Tahun Reformasi, Fadli Zon: Pergantian Rezim Itu Sunnatullah

Refleksi 22 Tahun Reformasi, Fadli Zon: Pergantian Rezim Itu Sunnatullah - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.

Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Refleksi 22 Tahun Reformasi, Fadli Zon: Pergantian Rezim Itu Sunnatullah yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Refleksi 22 Tahun Reformasi, Fadli Zon: Pergantian Rezim Itu Sunnatullah

Rangkaian peristiwa yang terjadi pada reformasi 1998 salah satunya pergantian rezim. Faktor eksternal maupun internal yang mengakibatkan jatuhnya Orde Baru itu merupakan ketentuan Allah atau sunnatullah yang bisa menimpa negara dan pemimpin manapun di berbagai belahan dunia.

Tidak menutup kemungkinan Indonesia. Apalagi pandemik Covid-19 yang menjangkit ratusan negara di dunia sudah menyasar ke berbagai sektor, termasuk ekonomi.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon saat mengisi diskusi daring bertajuk 'Makna Reformasi 22 Mei 1998-2020 Di tengah Covid-19: Bersiap Menghadapi New Normal' pada Kamis malam (21/5).

"Bahwa perubahan itu termasuk pergantian rezim adalah sebuah sunnatullah lah. Kalau kita di zaman pengajian dulu disebutnya sunnatullah. Sesuatu keniscayaan in avitable atau tidak mungkin dihindarkan," ujar Fadli Zon.

"Rezim ini pun pasti akan berganti. Pergantiannya kalau normal 2024, tapi kita tidak pernah tahu apakah ini akan berjalan normal di 2024 atau tidak, ya perubahan itu kan yang tidak pernah kita bisa prediksi. Tetapi pasti akan berakhir," sambungnya.

Fadli Zon menuturkan, sejak dulu pergantian rezim itu menimpa negara yang berperadaban maju sekalipun. Dikatakan, cerita tentang Imperium Romawi, Dinasti Jepang, China bisa terjadi revolusi.

Karena itu, diperlukan leadership yang mampu mengejawantahkan problematika yang tengah dihadapi sesuai perkembangan aktual dengan latar belakang sejarahnya. Termasuk menunaikan janji-janji kepada rakyatnya jika di dalam negara demokratis.

"Menurut saya, yang diperlukan seseorang ketika memimpin negara harus menunaikan janji politiknya. Kita ini suka 'take it for grandted', bahwa republik Indonesia ini akan ada selamanya sampai kiamat. (Namun) Kita tidak boleh take it for granted gitu. Ppersatuan Indonesia harus dirawat dengan rule of the game, yaitu konstitusi," sambung mantan aktivis 98 ini.

Lebih lanjut, Fadli Zon mengurai Founding Father Bung Karno mampu melalui problematika kebangsaan dengan corak kepemimpinannya meski dengan tantangan yang sangat besar. Demikian halnya pemimpin saat ini di bawah komando Presiden Jokowi.

Ketika itu politik menjadi panglima. Kemudian di masa orde baru dianggap ekonomi atau pembangunan menjadi panglima, di era reformasi mungkin dianggap demokrasi menjadi panglima," ucapnya.

"Nah, sekarang ini saya enggak tahu apa yang menjadi panglima kita ini? Apakah kedunguan yang menjadi panglima? kebodohan atau apa gitu, kita enggak tahu. Karena belakangan terjadi inkonsistensi yang permanen," demikian Fadli Zon. (Rmol)

BANYAK DISUKAI PEMBACA :

Demikian pembahasan tentang Refleksi 22 Tahun Reformasi, Fadli Zon: Pergantian Rezim Itu Sunnatullah yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.

Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Buzzer +62 Malah Menyerang Vietnam Yang Sukses Lockdown? Demi Bela Jokowi?

DPR Seharusnya Teriak Kencang Saat Pemerintah “Ngecrek” Utang Ke China

Kematian Akibat Corona di AS Lampaui Korban Perang Vietnam, Ini Faktanya