PDIP Bantah Jadi Pengusul Trisila Ekasila 'Ketuhanan yang Berkebudayaan' di RUU HIP

PDIP Bantah Jadi Pengusul Trisila Ekasila 'Ketuhanan yang Berkebudayaan' di RUU HIP - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.

Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang PDIP Bantah Jadi Pengusul Trisila Ekasila 'Ketuhanan yang Berkebudayaan' di RUU HIP yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.


 Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, membantah usulan konsep Ketuhanan yang Berkebudayaan dalam draft RUU HIP yang memeras Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila datang dari partainya.

"Yang pertama Bang Karni. Tadi disinggung soal eksistensi norma yanga ada di draft RUU HIP pasal 7 mengenai frase kalimat yang menyebut Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Pertama saya tegaskan secara original konten materi itu bukan dari Fraksi PDIP," kata Basarah di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa 16 Juni 2020.

Kalau bukan dari PDIP lalu siapa yang mengusulkan? Dalam hal ini Basarah tidak menjawab langsung.

"Untuk alasan etis saya tidak ingin menyebutkan (Fraksi pengusul). Tapi karena sekarang jaman keterbukaan informasi publik, risalah dan rekaman rapat Badan Legislasi di DPR bisa dibuka," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Seperti diketahui, salah satu point krusial yang menjadi sorotan Umat Islam yang diwakili MUI terhadap RUU Haluan Ideologi Pancasil (HIP) adalah memeras Pancasila menjadi Trisila lalu menjadi Ekasila. Menurut MUI, ini nyata-nyata merupakan upaya pengaburan dan penyimpangan makna dari Pancasila itu sendiri.

"Memeras Pancasila menjadi Trisila lalu menjadi Ekasila yakni “Gotong Royong”, adalah nyata-nyata merupakan upaya pengaburan dan penyimpangan makna dari Pancasila itu sendiri, dan secara terselubung ingin melumpuhkan keberadaan Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa yang telah dikukuhkan dengan Pasal 29 Ayat (1) UUD Tahun 1945, serta menyingkirkan peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara."

"Dengan demikian hal ini adalah bentuk pengingkaran terhadap keberadaan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD Tahun 1945 sebagai Dasar Negara, sehingga bermakna pula sebagai pembubaran NKRI yang berdasarkan pada 5 Sila tersebut," demikian isi poin ketiga Maklumat MUI yang disampaikan pada Jumat (12/6) lalu.

Pasal 7 draft RUU HIP menyebutkan sebagai berikut:

(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan.

(2) Ciri Pokok Pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta ketuhanan yang berkebudayaan.

(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-royong.

Lalu Fraksi mana yang mengusulkan Trisila Ekasila kalau PDIP membantahnya?

Padahal Ketum PDIP Megawati pernah berpidato tentang Trisila dan Ekasila pada pidato HUT ke-44 PDIP.

[Video - Pidato Megawati]

Video - Pernyataan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah di ILC]

BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Memuat...

Demikian pembahasan tentang PDIP Bantah Jadi Pengusul Trisila Ekasila 'Ketuhanan yang Berkebudayaan' di RUU HIP yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.

Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abu Janda Sok Nantangin, Disamperin Malah Ngacir

Kenapa Buzzer +62 Malah Menyerang Vietnam Yang Sukses Lockdown? Demi Bela Jokowi?

Kisah Jusuf Hamka di Antara Buya Hamka hingga Tommy Winata