Rakyat Seperti Disuruh Bertapa Saat PSBB
Rakyat Seperti Disuruh Bertapa Saat PSBB - Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh, salam sejahtera kami ucapkan untuk para sobat Pembaca Islam Update 24 Jam. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dan memberikan Rahmat dan hidayahNya sehingga sobat bisa meluangkan waktu untuk sekedar mampir di situs kami ini.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Rakyat Seperti Disuruh Bertapa Saat PSBB yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Tagihan listrik yang membengkak hingga 100 persen kembali dirasakan pelanggan PLN di bulan Juni ini.
Salah satu contohnya adalah yang dirasakan masyarakat disejumlah Provinsi Riau. Rerata mereka adalah pelanggan listrik dengan tegangan ampare 2.200 VA mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 1 juta, dari yang awalnya hanya membayar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta menjadi Rp 2 juta lebih.
Mereka melayangkan protes ke sejumlah rayon kantor PLN, karena menganggap PLN secara diam-diam menaikan tarif listrik untuk melakukan subsidi silang terhadap pelanggan yang mendapatkan diskon.
Fenomena ini mendapat komentar pedas dari Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana Yusuf, yang menyatakan pemerintah tidak berempati terhadap masyarakat di saat kondisi ekonomi krisis karena pandemi virus corona baru atau Covid-19.
"Pada saat masyarakat sedang sulit, tidak ada penghasilan semestinya pemerintah memperhatikan kesulitan hidup rakyat. Ini sama saja rakyat disuruh bertapa saat PSBB," kata Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/6).
Board Member of Bandung Innitiaves Network ini menyoroti penjelasan PLN, yang dianggapnya berdalih atas kenaikan listrik akibat aktivitas masyarakat semasa oenerapan Pembatasan Sosiaal Berskala Besar (PSBB) 2 bulan belakangan inu.
"PLN berdalih kenaikan tagihan listrik akibat aktivitas di rumah juga tidak bijak. Ini PSBB bukan mau masyarakat, tapi keinginan pemerintah. Sekolah dengan belajar online juga kan bukan mau siswa. Konsekuensinya ya penggunaan listrik lebih banyak," ungkapnya.
"Ini pemerintah sudah tidak mau menanggung makan, sewa kontrakan masyarakat, tapi masih juga minta kenaikan listrik," sambungnya.
Oleh karena itu, Gde Siriana meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem penagihan penggunaan listrik. Pasalnya, kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih belum stabil, karenanya butuh penyesuaian.
Solusi bahwa kenaikan dicicil juga bukan solusi yang tepat. Satu, karena perhitungan tagihan tersebut perlu dikoreksi lagi. Kedua, masyarat tetap saja perlu biaya ekstra untuk kenaikan listrik meski dicicil," tuturnya.
"Ini sama saja pemerintah enggak mau tahu derita rakyat. Terserah di rumah mau ngapain, bertapa aja di rumah agar tidak ada biaya! Rezim Jokowi tidak memahami apa yang sedang diderita masyarkat luas," pungkasnya. (Rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
Demikian pembahasan tentang Rakyat Seperti Disuruh Bertapa Saat PSBB yang dapat kami sampaikan untuk Anda. Semoga saja dapat mengobati rasa penasaran Sobat mengenai kabar atau berita yang sedang sobat cari.
Kedepannya kami akan terus menambah artikel kami, untuk itu tetap pantau terus situs Islam Update 24 Jam ini. Akhir kata kami ucapkan Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarokatuh, sampai ketemu di postingan kami selanjutnya. Salam sejahtera.
Dalam kesempatan ini kita akan mengupas tentang Rakyat Seperti Disuruh Bertapa Saat PSBB yang mungkin sedang sobat cari, dan kami sudah menyiapkan artikel ini dengan baik untuk dapat Sobat baca dan ambil informasi didalamnya. Diharapkan postingan kami kali ini dapat membawa manfaat untuk Sobat semuanya, oke selamat membaca.

Tagihan listrik yang membengkak hingga 100 persen kembali dirasakan pelanggan PLN di bulan Juni ini.
Salah satu contohnya adalah yang dirasakan masyarakat disejumlah Provinsi Riau. Rerata mereka adalah pelanggan listrik dengan tegangan ampare 2.200 VA mengalami kenaikan hingga lebih dari Rp 1 juta, dari yang awalnya hanya membayar Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta menjadi Rp 2 juta lebih.
Mereka melayangkan protes ke sejumlah rayon kantor PLN, karena menganggap PLN secara diam-diam menaikan tarif listrik untuk melakukan subsidi silang terhadap pelanggan yang mendapatkan diskon.
Fenomena ini mendapat komentar pedas dari Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana Yusuf, yang menyatakan pemerintah tidak berempati terhadap masyarakat di saat kondisi ekonomi krisis karena pandemi virus corona baru atau Covid-19.
"Pada saat masyarakat sedang sulit, tidak ada penghasilan semestinya pemerintah memperhatikan kesulitan hidup rakyat. Ini sama saja rakyat disuruh bertapa saat PSBB," kata Gde Siriana kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/6).
Board Member of Bandung Innitiaves Network ini menyoroti penjelasan PLN, yang dianggapnya berdalih atas kenaikan listrik akibat aktivitas masyarakat semasa oenerapan Pembatasan Sosiaal Berskala Besar (PSBB) 2 bulan belakangan inu.
"PLN berdalih kenaikan tagihan listrik akibat aktivitas di rumah juga tidak bijak. Ini PSBB bukan mau masyarakat, tapi keinginan pemerintah. Sekolah dengan belajar online juga kan bukan mau siswa. Konsekuensinya ya penggunaan listrik lebih banyak," ungkapnya.
"Ini pemerintah sudah tidak mau menanggung makan, sewa kontrakan masyarakat, tapi masih juga minta kenaikan listrik," sambungnya.
Oleh karena itu, Gde Siriana meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem penagihan penggunaan listrik. Pasalnya, kondisi ekonomi masyarakat saat ini masih belum stabil, karenanya butuh penyesuaian.
Solusi bahwa kenaikan dicicil juga bukan solusi yang tepat. Satu, karena perhitungan tagihan tersebut perlu dikoreksi lagi. Kedua, masyarat tetap saja perlu biaya ekstra untuk kenaikan listrik meski dicicil," tuturnya.
"Ini sama saja pemerintah enggak mau tahu derita rakyat. Terserah di rumah mau ngapain, bertapa aja di rumah agar tidak ada biaya! Rezim Jokowi tidak memahami apa yang sedang diderita masyarkat luas," pungkasnya. (Rmol)
BANYAK DISUKAI PEMBACA :
- BRO SANDI... TAK ADA TOLERANSI BAGI PEMBENCI ULAMA, PENGHINA UMAT ISLAM
- Ketika Puluhan Juta Orang Jadi Pengangguran Selama Pandemik, Delapan Orang Terkaya Di Amerika Ini Makin Kaya
- AS Serukan Kembalinya Taiwan Ke WHO, Diplomat: Itu Sangat Menyakiti Perasaan 1,4 Miliar Orang China
- Rakyat Dilarang Mudik Tapi 500 TKA China Akan Masuk Indonesia, PAN: Di Mana Letak Kedaulatan Kita?
- Pemerintah Wajib Jalankan UU Kekarantinaan Kesehatan, Biayai Rakyat!
Komentar
Posting Komentar